Sejarah dari manusia terbagi secara tidak merata. Pertama kali dimulai dengan evolusi secara biologis : semua langkah-langkahnya yang memisahkan kita dari keturunan leluhur kita yaitu kera. Lalu bagaimana mereka menempati tempat tinggal mereka selama jutaan tahun yang lalu. Dan kemudian bagimana sejarah kebudayaan mereka : perjalanan panjang serta lika-liku dari sebuah peradaban yang memisahkan kita dari kehidupan si pemburu yang terjadi di Afrika atau si pengumpul makanan yang terjadi di Australia. Dan yang kedua adalah bagaimana kepadatan sebuah kebudayaan selama beberapa ribu tahun yang lalu. Mulai saat ini saya lebih baik membicarakan tentang dua belas ribu tahun yang lalu atau mungkin lebih dari itu tetapi kurang dari dua puluh tahun yang lalu. Perbedaan antara dua kejadian diatas yaitu antara faktor biologis dan faktor kebudayaan sangat mengagumkan dan saya tidak dapat menjelaskan itu semua tanpa melihat kembali yang terjadi di belakang.
Membutuhkan waktu dua juta tahun yang lalu untuk manusia berubah dari bentuk masa lalu dengan batu di tangan (Australopithecus di Afrika Tengah) menjadi bentuk modern (Homo Sapiens). Dari sini dapat disimpulkan bahwa perubahan tersebut adalah perubahan secara biologis dari manusia – walaupun evolusi secara biologis manusia jauh lebih cepat daripada hewan lainnya. Tetapi tetap saja membutuhkan waktu kurang lebih dua puluh ribu tahun agar Homo Sapiens berevolusi menjadi diri kita saat ini.
Setelah semua terjadi, ini menjadi kata-kata paling penting saat ini. Mengapa perubahan manusia baru saja terjadi setelah perubahan kebudayaan terjadi? Dua puluh tahun yang lalu seluruh bagian dari dunia ini telah menjadi tempat bagi para penjelajah dan pemburu, mereka memiliki teknik yang baik untuk menyesuaikan dirinya dalam berpindah tempat sama seperti yang Lapps lakukan. Sepuluh ribu tahun yang lalu barulah mengalami banyak perubahan dan manusiapun mulai menempati satu tempat saja bersama dengan hewan-hewan disana dan memulai bercocok tanam. Dan dari situlah kependudukan pun berlanjut. Hal ini sangat tidak biasa jika dipikirkan bahwa hanya dalam waktu dua belas ribu tahun terdapat kependudukan. Ini pasti kejadian yang sangat tidak biasa karena 10.000 BC – pada saat itu. Tetapi ini adalah ledakan yang cukup tenang, karena ini merupakan akhir dari jaman es.
Kita dapat menangkap bahwa ini adalah perubahan dari daratan yang sangat dingin. Musim semi di daratan es ini akhirnya terjadi setiap tahun tetapi hanya sekali di daratan Eropa dan Asia disaat es mengalami penurunan. Dan manusia, yang datang dengan kerja keras yang luar biasa secara mengejutkan datang dari Afrika selama berjuta tahun, mereka telah bertempur dengan jaman es dan sekarang mereka menemukan tanah berbunga dan hewan-hewan yang bersuara di sekitar mereka, lalu mengubah mereka ke dalam perbedaan dari kehidupan.
Hal inilah yang biasa disebut dengan “revolusi agrikultur” tetapi saya pikir ini sedikit lebih luas daripada revolusi biologis. Hal ini terkait dengan tanaman budidaya dan hewan-hewan domestik seperti lompatan katak. Dan dibawah itu semua, realisasi pentingnya pada manusia bukanlah mendominasi di lingkungannya tetapi lebih ke aspek yang lebih penting, bukan secara fisik tetapi lebih ke level sesuatu yang manusiawi yaitu tumbuhan dan hewan. Dengan ini semua maka akan terbentuk evolusi sosial yang sangat kuat. Karena sekarang apapun itu bisa menjadi mungkin – lebih dari itu, menjadi sebuah kebutuhan – untuk manusia dalam menyelesaikannya. Dan makhluk ini telah menjelajah secara berurutan selama jutaan tahun untuk membuat sebuah pilihan penting : mereka bisa memilih menjadi seorang pengembara atau seorang penduduk. Kita memiliki rekaman antropologi bagaimana perjuangan dari suara hati seseorang dalam menentukan pilihan : rekaman dari Alkitab, Testament Tua. Saya percaya bahwa istirahatnya sebuah kependudukan adalah karena sebuah pilihan. Untuk beberapa orang yang tidak pernah menggunakan itu, hanya sedikit yang bisa bertahan. Ada beberapa pengembara yang tetap pergi meneruskan perjalanannya dari satu tempat ke tempat lain : sebagai contoh, Bakhtiari dari Persia.
Sudah lama sekali kehidupan para pengembara. Bakhtiari selalu berkelana seorang diri, kelihatannya. Sama seperti pengembara lainnya, mereka berpikir bahwa diri mereka layaknya seperti keluarga, seorang anak yang hidup dari seorang ayah saja (sama halnya dengan jalan pemikiran Jews untuk mengatakan diri mereka adalah anak dari Israel atau Jacob). Nama Bakhtiari berasal dari penggembala legendaris yang berasal dari Mongol bernama Bakhtyar.
Sebagai putra dari Israel, semua kawanan mereka sangatlah penting : mereka tidak dapat lepas dari pikiran para pendongeng (atau penasehat keluarga) selama beberapa waktu.
Sebelum 10.000 BC, beberapa pengembara mengikuti perpindahan alami (migrasi) yang dilakukan oleh penggembala liar. Tetapi domba dan kambing mereka tidak melakukan migrasi alami tersebut. Mereka yang pertama kali menjinakkan selama sepuluh ribu tahun yang lalu – hanya para anjing di perkemahan tua yang mengikuti cara mereka. Dan disaat manusia menjinakkan mereka, dia melihat respon yang alamiah ; para pengembara harus belajar dan saling tolong menolong gembalanya.
Peran dari perempuan di komunitas pengembara sangat sulit untuk di definisikan. Terutama fungsi dari perempuan disini adalah untuk melahirkan anak-anak laki-laki ; terlaku banyak anak perempuan akan menyebabkan ketidakberuntungan karena mereka tidak bisa berlari kencang apabila terjadi sebuah bencana. Selain itu, pekerjaan mereka adalah menyiapkan makanan dan pakaian. Contohnya, wanita yang ada di komunitas Bakhtiari memanggang roti – tertulis dalam Alkitab yaitu membuat roti diatas tungku panas. Tetapi para wanita harus menunggu hingga para pria selesai makan baru mereka bisa menikmati makanannya. Para lelaki, mereka hidup di kawanan para wanita. Mereka mengambil susu dari gembalanya masing-masing dan membuat yogurt dari susu yang telah diasamkan, menggunakan kulit kambing sebagai bingkai kayu primitif. Mereka hanya mengerti satu teknologi mudah yang selalu mereka bawa pada saat berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya. Secara simpel ini sama sekali tidak romantis ; ini bisa dikatakan sebagai cara bertahan hidup juga. Semua harus terlihat jelas pada saat mereka membawanya, mereka mulai menggunakannya pada saat sore hari dan dapa saat bersiap-siap untuk pergi di pagi harinya. Disaat para wanita sedang memintal wool dengan menggunakan perangkat kuno.
Hal ini membuat para pengembara tidak mungkin membuat sesuatu yang tidak mereka butuhkan selama beberapa minggu ke depan. Mereka tidak akan membawanya. Dan faktanya, Bakhtiari tidak mengerti caranya. Jika mereka membutuhkan alat-alat yang terbuat dari metal, mereka melakukan tukar-menukar barang (barter) dari orang-orang suku gipsy yang bekerja di spesialis metal. Paku, sanggurdi, mainan atau bel kecil adalah barang-barang yang terbuat dari luar perkumpulan tersebut. Suku Bakhtiari hidup dengan ruang sempit dari waktu dan kemampuan dalam menciptakan sesuatu. Mereka tidak mempunyai ruangan untuk membuat sebuah inovasi, karena mereka tidak bergantung pada waktu, hidup mereka berpindah-pindah dari sore hingga pagi hari, datang pergi dalam hidup mereka, menerima hal baru dan cara berpikir yang baru – bukan mendapatkan waktu yang baru. Salah satu kebiasaan saat bertahan hidup telah menjadi kebiasaan lama mereka.
Ini adalah hidup tanpa fitur-fitur. Setiap malam terasa seperti akhir dari dunia dan setiap pagi adalah awal dari setiap perjalanan mereka sama seperti hari-hari sebelumnya. Disaat hari mulai berganti, ada satu pertanyaan dalam benak setiap orang. Mampukah para kawanan mendapatkan sebuah celah yang lebih untuk ke depannya? Untuk suku harus bergerak, penggembala harus menemukan padang rumput baru setiap hari, karena pada ketinggian penggembalaan ini dapat habis dalam satu hari. Setiap tahun Bakhtiari melewati enam rentang gunung di luar perjalanan (dan mereka berjalan lagi untuk kembali). Mereka berbaris melalui salju dan air di musim semi. Tidak ada yang baru, dan tidak ada yang mengesankan. Pengembara tidak memiliki peringatan (upacara-upacara khusus) bahkan untuk orang mati. Langkah tunggal terbesar di pendakian manusia adalah perubahan dari nomaden pertanian desa. Apa yang membuat itu menjadi mungkin? Sebuah tindakan yang aneh dan menjadi rahasia alam. Dalam ledakan vegetasi baru pada akhir zaman es, sebuah gandum hibrida muncul di Timur Tengah. Itu terjadi di banyak tempat ; satu yang khas adalah oase kuno Jerikho.
Jerikho adalah sebuah pertanian tua. Pertama kali orang-orang yang datang ke sini dan diselesaikan oleh lompatan di lain bijaksana sunyi tanah orang-orang yang sedang dipanen gandum, tetapi mereka belum tahu cara menanamnya. Arkeolog nama budaya mereka “Natufian”. Mereka membuat alat untuk panen liar dan yang merupakan bagian luar biasa sebagai sebuah pandangan masa depan. Mereka membuat sabit dari batu api ; kuno tepi sabit akan ditetapkan dalam sepotong tanduk rusa, atau tulang. Tidak ada lagi sebuah pertahanan hidup, di atas bukit atau tel, jenis gandum liar menjadi sesuatu mata pencaharian mereka untuk dipanen. Tapi rumput yang di sini harus terlihat serupa seperti gandum yang mereka ditemukan, bahwa mereka berkumpul untuk pertama kalinya oleh segenggam gandum dan kemudian memotong dengan gerakan menggergaji dari sabit yang penuai telah digunakan sejak sepuluh ribu tahun yang lalu pada setelah jaman tersebut.
Titik balik terhadap penyebaran pertanian hampir pasti terjadinya dalam dua bentuk gandum dengan bentuk yang besar dann penuh kepala biji. Sebelum delapan ribu tahun sebelum Masehi, gandum bukanlah tanaman mewah seperti sekarang ini, melainkan hanya salah satu dari banyak rumput liar menyebar ke seluruh Timur Tengah. Dengan beberapa persilangan genetik, gandum liar disilangkan dengan rumput-rumput yang hidup di alam liar dan membentuk subur sebuah tanaman hibrida. Persilangan itu sudah pasti terjadi berkali-kali dalam vegetasi yang kemudian bermunculan setelah zaman Es berakhir. Dalam dari segi mesin genetik yang mengarahkan pertumbuhan itu menggabungkan empat belas kromosom gandum liar dengan empat belas kromosom rumput liar dan diproduksi oleh Emmer dengan dua puluh depalapn kromosom. Itulah yang membuat begitu banyak Emmer menjadi gemuk. Tanaman hibrida ini mampu menyebar secara alami, karena biji yang melekat pada kulit dengan sedemikian rupa sehingga mereka tersebarnya angin. Untuk seperti tanaman hibrida yang akan tumbuh subur jarang terjadi tetapi tidak memungkinkan untuk tumbuh secara unik di antara tanaman lainnya. Tapi sekarang cerita tentang kehidupan tanaman yang senantiasa mengikuti jaman Es ini menjadi lebih mengejutkan. Ada persilangan genetik kedua, yang mungkin terjadi karena Emmer sudah dibudidayakan. Emmer disilangkan dengan rumput liar lainnya dan menghasilkan tanaman hibrida yang lebih besar dengan empat puluh dua kromosom, yang bisa digunakan untuk membuat roti gandum. Tetapi itu tidak mungkin cukup untuk dirinya sendiri dan kita dapat mengetahui sekarang bahwa tidak akan bahan untuk roti gandum telah subur tetapi untuk mutasi genetik tertentu pada satu kromosom.
Namun ada sesuatu yang lebih aneh. Sekarang kita memiliki gandum dengan bentuk yang indah, tapi satu yang tidak akan pernah tersebar di dunia ini karena tidak akan pernah terdengar lagi. Dan jika saya mengistirahatkan semua itu, maka saya akan terbang dan jatuh tepat setiap butir di mana ia tumbuh. Mari saya ijinkan saya mengingatkan anda kembali, perbedaan yang ada di gandum liar atau dari tumbuhan hibrida, pertama bersifat primitif contohnya Emmer. Dalam bentuk-bentuk primitif pendengaran kita akan jauh lebih terbuka dan jika pendengaran diistirahatkan maka anda mendapatkan cukup efek yang berbeda – anda mendapatkan biji-bijian yang akan terbang oleh angin. Kemudian gandum liar pun mulai kehilangan kemampuannya dalam melakukan pertumbuhan. Tiba-tiba, manusia dan tanaman telah datang secara bersama-sama. Manusia dengan membawa sebuah gandum bahwa ia hidup dari gandum tersebut, tetapi gandum juga berpikir bahwa manusia dibuat untuk dirinya karena gandum dapat diperbanyak. Untuk sebuah roti gandum hanya dapat berkembang biak dengan menggunakan bantuan ; para pria harus memanen dan menyebarkan bibit mereka dan dari kehidupan masing-masing, manusia dengan tanaman, tergantung pada yang lain. Ini adalah dongeng sejati sebuah genetika, seolah-olah kedatangan peradaban telah diberkati di muka bumi ini.
Sebuah kejadian bersama dengan bahagianya peristiwa alam dan manusia diciptakanlah sebuah pertanian. Mungkin terjadi secara kemandirian di beberapa tempat di Timur Tengah dan seluruh dunia. Suku Jerikho telah mengawali sebelum pertanian, tetapi suku Jerikho adalah simbol dari awal revolusi pertanian. Tidak seperti desa di tempat lainnya yang sering melupakan pertanian, disini hal seperti ini adalah sebuah hal yang penting (monumental), berlapis-lapis sejarah yang terjadi di kota. Kota kuno di Jerikho adalah sebuah oasis di tepi gurun pasir pada musim semi yang telah berjalan menuju ke kanan ke kota modern pada saat masa prasejarah ini. Berikut gandum dan air datang secara bersamaan dan memiliki arti bahwa, di sinilah manusia akan mulai peradaban. Di sini juga para perantau datang, kemudian wajah mereka keluar dari padang pasir, memandang iri pada cara hidup baru di daerah yang sekarang mereka singgahi. Itulah sebabnya Yosua membawa suku Israel di sini dalam perjalanan mereka ke Tanah Perjanjian – karena gandum dan air akan membuat mereka pada sebuah peradaban : mereka membuat janji tanah yang mengalir dengan susu dan madu. Gandum dan air berbalik bahwa bukit tandus ke kota tertua di dunia.
Sekaligus pada waktu itu Jerikho pun berubah. Orang-orang datang dan segera menjadi iri terhadap tetangga mereka, sehingga mereka harus membentengi Jerikho, mengubahnya menjadi sebuah kota bertembok, dan membangun menara luar biasa pada saat sembilan ribu tahun yang lalu. Menara ini tiga puluh kaki melintasi di dasar dan hampir tiga puluh kaki menurun ke dalam. Dan menjajaki di samping itu penggalian mengungkapkan tentang berlapis-lapisnya peradaban masa lalu : pra-tembikar awal manusia, pra-tembikar berikutnya manusia, kedatangan gerabah pada tujuh ribu tahun yang lalu ; awal tembaga, awal perunggu, tengah perunggu. Masing-masing peradaban datang untuk menaklukkan Jerikho, lalu menguburkan, dan dibangun sendiri peradaban mereka di atasnya ; sehingga menara terletak tidak begitu banyak di bawah empat puluh lima meter dari tanah, seperti di bawah empat puluh lima meter dari peradaban masa lalu.
Jerikho adalah mikrokosmos dari sejarah. Di sini orang datang untuk memahami dan membentuk lingkungan hidup mereka, datang untuk mengubah dunia untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pada tahun 6000 sebelum masehi kota Jerikho adalah sebuah pemukiman pertanian yang besar. Isinya tiga ribu orang, dan mencakup delapan hektar ladang di dalam tembok. Para wanita tanah mengolah gandum dengan batu berat mengimplementasikan yang mencirikan sebuah masyarakat. Para pria membentuk, menepuk dan sebuah tanah liat untuk membangun-batu bata, beberapa yang paling awal yang dikenal oleh masyarakat.
Pertanian dan peternakan tampak seperti mata pencarian sederhana, namun seperti kata Natufian merupakan sinyal untuk menunjukkan kepada kita bahwa mereka tidak diam. Setiap tahap dalam domestikasi tumbuhan dan hewan membutuhkan sebuah penemuan. Dasar perangkat yang memiliki pikiran dan berbohong tentang sesuatu yang tidak bisa di tolerir di desa mana pun di dunia. Tumpah ruah mereka dari artefak kecil dan halus adalah sebagai bukti bahwa mereka cerdas dan dalam arti penting sebuah perjalanan manusia, seperti halnya tentang fisika nuklir: jarum, penusuk, pot, anglo, sekop, kuku dan sekrup, bellow, tali, simpul, alat tenun, harness, hook, tombol, sepatu – bisa beratus nama dan tidak berhenti untuk bernapas. Kekayaan itu berasal dari interaksi penemuan, budaya merupakan kelipatan dari ide-ide, di mana setiap penemuan dapat mempercepat perangkat baru dan memperbesar kekuatan sisanya.
Penemuan paling kuat di bidang pertanian semua, tentu saja, bajak. Kami berpikir tentang bajak sebagai cara membagi tanah. Dan merupakan penemuan mekanis penting diawalnya. Namun bajak juga sesuatu yang jauh lebih mendasar : yaitu adalah sebuah tuas yang mengangkat tanah, dan itu adalah salah satu aplikasi pertama dari prinsip tuas. Ketika itu tak lama kemudian, Archimedes menjelaskan teori tuas ke Yunani, ia mengatakan bahwa dengan titik tumpu untuk tuas bisa bergerak ke dalam bumi jika kita bisa mengaplikasikannya. Tapi ribuan tahun sebelum itu bahwa Timur Tengah telah berkata, ‘Beri aku tuas dan saya akan memakan bumi’.
Pertanian ditemukan lagi kemudian di daerah Amerika. Tetapi bajak dan roda tidak ditemukan disana, karena mereka bergantung pada hewan ternak. Langkah luar pertanian sederhana di Timur Tengah adalah domestikasi ternak hewan. Kegagalan itu membuat mereka menggerakkan perubahan biologis terus-menerus menuju Dunia Baru kembali pada tingkat tongkat menggali ; hal itu bahkan tidak memukul menggunakan roda tembikar.
Roda ditemukan untuk pertama kali sebelum 3000 sebelum Masehi di daerah Rusia Selatan. Penemuan awal yang solid, roda kayu dilampirkan ke rakit tua atau kereta luncur untuk menarik beban, dan kemudian bentuk tersebut diubah menjadi gerobak. Sejak itu roda dan gandar menjadi akar ganda dari mana penemuan itu tumbuh. Sebagai contoh, roda berubah fungsi menjadi alat untuk grinding gandum – dan alat ini menggunakan kekuatan alam untuk melakukannya : dengan kumpulan binatang yang pertama, dan kemudian kekuatan angin dan air. Roda menjadi model bagi semua gerakan rotasi, sebuah norma penjelasan dan simbol surgawi lebih dari tenaga manusia ilmu pengetahuan dan seni. Matahari adalah kereta beroda, dan langit itu sendiri adalah roda, dari waktu bahwa Babel dan Yunani dipetakan berpaling dari langit berbintang.
Pertanyaan yang seperti sebuah serangan ini, tergantung pada skala mesin yang kita buat. Kita bisa memasukkannya dalam bentuk alternatif : apakah kekuatan dibalik skala pekerjaan untuk setiap mesin telah dirancang ? pertanyaan ini dapat jauh kembali ; itu bermulai ketika manusia pertama kali memanfaatkan sebuah kekuatan yang lebih besar dari dirinya, kekuatan dari hewan. Setiap mesin yang menggunakan hewan. Hal ini meningkatkan pendapatan mereka yang telah dimenangkan manusia, sejak pertanian itu sendiri pertama kali dikenal.
Pertanian dalah salah satu bagian dari perubahan biologi, menjinakkan hewan dan memanfaatkannya menjadi hewan pekerja dan hewan peliharaan adalah hal yang lain. Urutan dari penjinakan hewan tersusun secara rapih. Pertama kali, datang anjing mungkin sebelum 1000 SM. Lalu datang hewan pemakan tumbuhan, pertama kali kambing dan domba. Lalu datang hewan pekerja seperti Onager, sejenis keledai liar Asia. Hewan – hewan ini memberikan keuntungan yang lebih besar dari yang manusia bisa butuhkan.
KESIMPULAN
Menurut pandangan saya manusia belajar dari sebuah kesalahan yang mereka pelajari, manusia butuh waktu untuk beradaptasi. Pola pikir manusia jaman dahulu sangat pendek karena mereka berfikir secara nalar saja. Kebudayaan manusia sangan unik tergantung tempat dan wilayah masing – masing, manusia berubah selingnya berganti zaman seperti zaman batu, zaman perunggu,zaman perak dan zaman moderen yang sekarang ini ada jadi manusia membutuhkan proses untuk mendapatkan yang dia inginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar